Manusia Sisa-sisa

Selamat pagi, orang-orang dengan secangkir kopi.

Berisi angan, keluhan, serta upah tak sepadan.
Buruh kurus itu saudara kita sayang, buruh kurus itu saudara kita.

Bergerak kita menyeberang jalan, banyak rumah digusur tanpa izin atas nama pembangunan.
Menolak hanya jadi santapan mereka yang “katanya” penegak keamanan.
Mulai sekarang, jangan berharap banyak pada negara sayang, jangan pernah berharap.

Pernah kita punya mimpi, makan dari apa yang kita tanam sendiri.
Tapi hutan dan hewan, hari ini milik perusahaan.
Tak ada ruang lagi untuk kita sayangku, tak ada ruang lagi.

Berkunjung kita ke kedai kopi, tak kudapati adanya sosialisasi.
Ternyata ada pencuri, diskusi kita dirampas alat komunikasi sayang, diskusi kita dirampas alat komunikasi.

Hari sudah tua, kau dan aku di muka senja.
Orang-orang lalu-lalang entah ke mana.
Aneh, tak satu pun dari mereka saling sapa.

Ah, ternyata kita di lantai tiga sayang, kita di lantai tiga.


Leave a comment