Arsip Perjalanan – Gunung Cikuray via Pemancar

*Langsung ke bagian paling bawah untuk melihat estimasi waktu pendakian.


Akhir pekan kembali tiba, saya yang hari sabtu kemarin kebetulan sedang tak memiliki jadwal lembur pun akhirnya memilih untuk “cari angin” dan rehat sejenak dari rutinitas dengan kembali berperjalanan.

Kali ini saya memutuskan untuk solo hiking ke Gunung Cikuray. Gunung Cikuray sendiri adalah sebuah gunung yang berada di daerah Garut dengan ketinggian 2821 mdpl.

Jumat sore, sepulangnya saya dari bekerja, saya langsung menuju Terminal Bekasi. Dari sini saya lanjut menaiki bus Primajasa tujuan Garut. Perjalanan ke Garut sendiri memakan waktu selama kurang lebih 5 jam.

Sesampainya di Terminal Guntur, Garut, saya segera mencari minimarket terdekat untuk beristirahat dan merebahkan badan sembari mencari-cari ‘barengan’ menuju kaki Gunung Cikuray.

Cukup lama saya ngemper di depan minimarket yang saat itu sudah tutup, sampai akhirnya muncul 3 orang pendaki dari arah dalam terminal. Saya segera menghampiri mereka dan mengajak berkenalan. Mereka bertiga bernama Afif, Deden, dan Amar. Ketiganya berasal dari Karawang.

Usai berkenalan, berbincang hangat, dan sarapan di sekitaran terminal, kami berempat segera mencari angkutan menuju Pos Pemancar di kaki Gunung Cikuray. Kami akhirnya bergabung dengan beberapa kelompok pendaki lain yang baru saja datang untuk menyewa sebuah mobil pick up. Setelah bernegosiasi dan bersepakat dengan sang sopir, kami pun akhirnya berangkat.

Setelah melewati jalanan Kota Garut, mobil kami mulai memasuki daerah perkampungan. Dari sini perjalanan akan semakin sulit dengan medan yang terus menanjak dan berbatu. Beberapa kali tubuh kami mesti terpelanting dan berbenturan dengan pinggiran besi mobil pick up yang sedang kami tumpangi. Situasi tersebut tak pelak membuat perjalanan kami menjadi semakin seru dan meriah. Gelak tawa yang disertai dengan pemandangan bulan yang sedang penuh malam itu juga membuat perjalanan kami terasa semakin indah dan menyenangkan.

Sesampainya di lokasi, kami segera mencari tempat untuk merebahkan badan. Kami berempat memang berencana baru akan mulai mendaki di pagi hari.

Waktu subuh pun tiba, kami segera bersiap-siap dan melakukan packing ulang. Usai sarapan dan berdoa, kami berempat mulai bergerak naik. Perjalanan menuju Pos Simaksi sendiri akan melalui perkebunan teh milik warga dengan trek yang lumayan menanjak. Setelah 30 menit berjalan, kami pun tiba di Pos Simaksi.

Perkebunan teh di sepanjang jalur menuju Pos Simaksi
Pemandangan Kota Garut di kejauhan
Berfoto di depan Tugu Perhutani
Menunggu antrian untuk melakukan registrasi pendakian di Pos Simaksi

Usai mengurus segala perizinan dan membayar biaya retribusi, kami langsung melanjutkan perjalanan. Menuju Pos 2 trek akan berupa tanah dengan tanjakan yang masih terbilang cukup santai. Setelah berjalan selama kurang lebih 1 jam, kami akhirnya sampai di Pos 2.

Di Pos 2 kami beristirahat sejenak. Jalur pendakian sendiri waktu itu lumayan sepi. Kami berempat cukup beruntung bisa merasakan suasana ‘tenang’ yang sudah sangat jarang ditemukan di gunung-gunung sekarang ini, terlebih di daerah Jawa Barat.

Menuju ke Pos 3 kami mulai memasuki vegetasi hutan yang tertutup. Jalur yang tadinya didominasi oleh tanah pun kini telah berganti menjadi akar-akaran. Treknya juga semakin menanjak. Beberapa kali kami mesti berhenti untuk beristirahat dan mengisi ulang tenaga.

Beristirahat di jalur menuju Pos 3

Butuh waktu sekitar 3,5 jam buat kami berempat sampai akhirnya tiba di Pos 3. Di Pos 3 sendiri sudah ada beberapa pendaki yang mendirikan tenda. Cukup lama kami beristirahat di Pos 3, kami bahkan sempat tidur dan makan siang terlebih dahulu di sini sebelum melanjutkan perjalanan.

Tiba di Pos 3 dengan bersama para pendaki dari Karawang (Amar – Deden – Penulis – Afif)
Pos 3 kala itu yang sedang berkabut dan lumayan sepi

Seberes beristirahat, kami kembali bergerak naik. Jalur menuju Pos 4 juga tak jauh berbeda dengan jalur sebelumnya. Trek masih didominasi oleh akar-akaran dan tanjakan. Sekilas trek di sini mengingatkan saya dengan trek di Gunung Salak, gunung yang sudah sangat sering saya daki dan menjadi favorit saya di Jawa Barat. Oleh karena kemiripan medan tersebut jugalah tak sulit bagi saya untuk jadi bisa cepat beradaptasi dan menemukan ritme pendakian selama perjalanan kali ini.

Sekitar 1,5 jam berlalu, akhirnya kami pun tiba di Pos 4. Di sini kami tak terlalu lama beristirahat. Usai mengembalikan tenaga, kami langsung lanjut menuju Pos 5. Jarak dari Pos 4 ke Pos 5 sendiri ternyata tak terlalu jauh, hanya memakan waktu sekitar 45 menit bagi kami untuk bisa sampai di sana.

Di Pos 5 kami baru beristirahat. Di sini rupanya sudah banyak pendaki yang berkumpul dan sedang mendirikan tenda. Area di Pos 5 juga lumayan luas dengan sebuah gubuk/warung yang dapat dijadikan shelter darurat pada kondisi-kondisi tertentu.

Dari Pos 5 kami lanjut menuju Pos 6. Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 1 jam, kami akhirnya tiba di Pos 6. Kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di sini. Suasana di Pos 6 juga jauh lebih ramai dari Pos 5, areanya pun lebih luas. Di sini kami bahkan dapat menemukan penjual bakso tusuk, siomay, dan tahu bulat yang sedang menjajakan dagangannya.

Keesokan harinya, sekitar jam setengah lima pagi, kami semua bangun dan bersiap-siap menuju puncak. Usai sarapan dan ngopi-ngopi, kami mulai bergerak menembus dinginnya pagi.

Jarak dari Pos 6 ke Pos 7 juga tak terlalu jauh, hanya memakan waktu sekitar 30 menit. Dari Pos tujuh kami langsung melanjutkan perjalanan ke puncak. 20 menit kemudian kami berempat pun akhirnya sampai di Puncak Gunung Cikuray.

Suasana di Puncak Cikuray
Para pendaki yang nampak antusias ketika matahari mulai muncul dan bergerak naik ke atas
Mengabadikan momen
Tenda para pendaki di dekat puncak
Bersama sang Merah Putih

Suasana di Puncak Cikuray sendiri pagi itu sudah ramai dan penuh sesak. Para pendaki nampak antusias menunggu momen terbitnya sang surya di ufuk timur. Sebagian dari mereka ada yang berdoa, ada yang sibuk berfoto ria, ada yang memasak sembari bercerita dan bercanda, ada yang sedang melantunkan lagu Indonesia Raya dan mengibarkan Sang Saka, dan masih banyak lagi yang lainnya. Begitu banyak bentuk sukacita yang bisa saya rekam pagi itu. Satu kata; indah.

Setelah puas menikmati suasana puncak, kami berempat akhirnya turun. Sesampainya di bawah kami segera merapihkan perlengkapan dan memasak kemudian makan. Usai membongkar tenda dan semuanya dirasa sudah beres, kami pun mulai bergerak meninggalkan lokasi.

Perjalanan turun dari puncak menuju Pos 6
Tenda kami
Di perjalanan turun

Di perjalanan, kami memilih untuk terus bergerak turun dan tidak berhenti, hanya di Pos 3 saja kami sempat beristirahat sebentar untuk mengisi ulang tenaga.

Hanya menghabiskan waktu sekitar 3 jam buat kami berempat untuk bisa sampai di Pos Simaksi. Sebelum turun ke bawah, kami kembali menyempatkan diri untuk berfoto bersama di Tugu Perhutani.

Berfoto di depan Tugu Perhutani sebelum pulang

Setelahnya kami pun segera turun menuju Terminal Guntur dan pulang untuk kembali menjalankan rutinitasnya masing-masing.

Perjalanan saya ke Gunung Cikuray pun resmi selesai.

Di perjalanan pulang

Ringkasan Estimasi Waktu Pendakian Gunung Cikuray via Pemancar:

• Pos Pemancar – Pos 1 (Pos Simaksi): 30 menit
• Pos 1 – Pos 2: 1 jam
• Pos 2 – Pos 3: 3,5 jam
• Pos 3 – Pos 4: 1,5 jam
• Pos 4 – Pos 5: 45 menit
• Pos 5 – Pos 6: 1 jam
• Pos 6 – Pos 7: 30 menit
• Pos 7 – Puncak: 20 menit


Leave a comment